Search Cerita Jilat Anus Bu Haji. Bahkan lebih merangsang dibanding memek wanita bule yang ada di film BF Ternyata kenikmatan bercinta itu benar2 membekas di benak ini Kutekan lagi kontolku ke dalam lubang anus Bu Rini, dan pelan-pelan mulai kukocok lubang anus Bu Rini dengan kontolku ini sambil melumuri body lotion supaya lubang anus Bu Rini tidak
Setelah kejadian kemarin saat aku menonton adegan hot istriku arini dengan pak RT dan anaknya aku terus memikirkan bagaimana cara agar dapat menghukum arini atas perbuatannya. setelah ku pikir masak-masak aku pun melakukan langkah pertama yaitu mengintrograsi arini jika pulang dari kantor nanti. namun sepertinya dewa keberuntungan sedang berada dipihakku saat ini karena hari itu aku mendapati fira anak tiri dari pak RT yang memiliki body yang beh sekel padet and yang terpenting bispak itu sedang melamar pekerjaan di kantor karena tanpa sengaja aku melihatnya memasuki ruang HRD. diam-diam aku menunggu fira keluar dari ruangan itu aku ingin tau apakah dia diterima atau tidak. setelah 15 menitan fira keluar dengan wajah mumet dan sedih aku mengira dia pasti gagal dalam ujian wawancara karena HRD kami sangat ketat dalam seleksi karyawan dan dia benar-benar ingin karyawan-karyawan terpilih saja yang bekerja di tempat kami. aku berpikir cepat dan langsung bergegas masuki ruang HRD itu. "pak solehin" tegurku saat memasuki ruang HRD dan melihatnya sedang membereskan berkas bekas wawancara tadi. "ya ada apa pak ardi?" tanyanya saat menoleh "saya boleh tanya tadi cewek yang ngelamar di sini di terima atau tidak?" tanyaku balik padanya "tidak dia terlalu kikuk orangnya pak ardi. memang kenapa kok pak ardi bertanya seperti itu?" jawab pak solehin "saya kenal dengan gadis itu pak dia tetangga saya." jawab ku dengan cepat "lalu hubungannya apa dengan masuk atau tidak di kantor ini?" tanyanya lagi "gini lho pak saya ingin dia di terima di kantor ini dan sebagai gantinya..." kataku terpotong untuk membuatnya penasaran "sebagai gantinya apa pak ardi?" tanyanya mulai penasaran dan tanda pancinganku berhasil. "pak solehin boleh bersetubuh dengan istri saya." jawabku sontak membuat pak solehin kaget bukan main. mungkin pak solehin juga adalah orang yang tegas tapi dia juga sering ku dapati mencicipi tubuh gadis-gadis yang wawancara dengannya dan semua gadis yang melakukan itu di terima tapi kalau kinerjanya jelek mereka paling lama bertahan 6 bulan. aku bahkan sempat berhasil menyetubuhi karyawan yang masuk karena bersetubuh dengan pak solehin ini. "gak salah tuh pak ardi istrimu yang bahenol itu?" tanyanya masih tidak percaya "iya pak solehin. bapak bebas ngentotin istriku selama satu hari penuh asal gadis tadi di terima." ujarku menegaskan perkataanku pada pak solehin. "baiklah kalau begitu urusan menerima gadis itu gampang sekarang masalahnya istrimu mau tidak aku gituin nanti aku kena pidana pemerkosaan lagi." pak solehin mengeluarkan keraguannya "udah pak tenang aja aman ko saya yang jamin bapak tidak akan kena pidana malah istri saya akan dengan senang hati memberikan seluruh tubuhnya pada bapak nanti saya jamin." aku kembali menjelaskan agar pak solehin tidak ragu lagi. akhirnya perundingan hari itu selesai dan kami berdua esokan harinya fira di telepon oleh pak solehin dan hal yang membuatnya kaget adalah tiba-tiba hari itu dia di terima kerja padahal kemarin pak solehin bilang masih ragu dengan kemampuannya. lalu dengan terburu-buru pun fira bergegas menuju kantor pak solehin untuk mengkonfrimasi pernyataan dari pak solehin tersebut."pak beneran saya diterima pak?" tanya fira dengan panik dan gugup saat itu "iya kamu diterima kamu beruntung punya kenalan di perusahaan ini jadi kamu mendapatkan recomendasi dairnya. benar-benar kau adalah gadis yang beruntung." pak solehin menjelaskan "hah kenalan yang merekomendasikan diriku kira-kira siapa ya?" pikir fira membatin saat itu. "sekarang kamu saya tempatkan sebagai sekertaris dari bagian akuntansi tugasmu sehari-hari adalah membantu dia menyelesaikan pekerjaannya agar lebih cepat dan tepat mengerti?" tanya pak solehin membuyarkan lamunan fira "ya pak saya mengerti." fira gugup menjawabnya sehingga kata-katanya terbata-bata. setelah itu fira keluar ruangan HRD dengan hati gembira karena mulai besok dia sudah bekerja di perusahaan itu, tapi dia tidak tau itu adalah awal baginya untuk menjadi mainan seks ardi yang kedua setelah itu seperti yang di instruksikan oleh ardi arini datang ke tempat yang di janjikan yaitu sebuah hotel bintang 4 arini hari itu selama 24jam di perintahkan ardi untuk melayani bosnya itu awalnya arini menolak tapi saat ardi memperlihatkan videonya saat bersetubuh dengan pak RT arini menyerah untuk menolak lagi. arini pun sampai di kamar nomor XX di lantai 3 hotel itu. "ohh jadi kamu sudah datang ya arini. tepat waktu juga kamu ya ardi pasti sangat rajin ngelatih kamu ya." hinaannya langsung menerjang arini saat membukakan pintu kamar tersebut. saat arini masuk pak solehin langsung mengunci pintu kamar dan langsung memeluk arini dari belakang sambil meremas payudaranya dari luar kaos T-shirt arini, tapi tentu itu sama saja dengan meremas tanpa alas karena arini tidak memakai BH. "kamu gak pakai BH arini?" tanya pak solehin agak heran "iya saya cuma cewek gatel yang beruntung bisa jadi istri tuan ardi pak dan karena tuan ardi mengetahui hal itu saya sudah tidak memerlukan BH lagi pak." jawab arini dengan suara yang lembut. tapi hal itu malah membangkitkan birahi pak solehin dan membuat dirinya semakin ganas meremas payudara arini yang empuk dan padat itu. tangan pak solehin tidak hanya berhenti samapai situ sekarang tangannya mencoba menyusup ke balik kaos arini dan tangan yang satunya mencoba menyusup ke dalam celana jins pendek milik arini. dan tentu dengan mudah pak solehin berhasil menjarah dua titik incarannya tersebut karena selain arini tidak melawan arini pun sepertinya sudah mulai menikmati permainan pak solehin karena sekarang saja puting arini sudah sangat keras dan terlihat menojol dari balik kaosnya yang agak ketat itu. "ehmmmm" arini pun mulai mendesah saat vaginanya yang basah itu tersentuh jari kasar pak solehin bukan cuma itu pak solehin pun langsung menyerang cloris arini tanpa ampun. "uhhhhh... shhhhsssss" arini makin mendesah akibat perbuatan pak solehin yang memang ahli dalam merangsang tak jarang pak solehin dapat membaut sorang wanita yang hasrat seksnya terpendam dan menjadi alim berubah total kemabli menjadi penggila seks bahkan lebih parah dari sebelumnya. pak solehin terus mempertahankan seranganya terhadap tubuh arini dan mulai menaikan tempo serangan sedikit demi sedikit. mula-mula pak solehin mulai memilin puting arini dari balik kaos T-shirtnya. puting arini yang sudah mengeras itu sangatlah mudah dirangsang dan memberikan sensasi luar biasa bagi arini. sebenarnya arini ini mandul karena sebuah kecelakaan yang membuat dirinya terpaksa mengangkat rahimnya dulu dan entah perbuatan dokter atau tidak semenjak selesai operasi payudara dan vagina arini itu sangat lah sensitif sehingga sangat mudah untuk dirangsang dan membuat arini menjadi hyperseks dulu. tapi sisi positifnya payudara arini tidak pernah mengendur sedikit pun meski sudah banyak lelaki yang meremas benda itu dan menyusu di sana. arini semakin terangsang saat ini karena pak solehin lagi-lagi menaikan tempo rangsangannya dan memasukan 2 jari tangannya dan menggesek-gesek dinding vagina arini yang sedari tadi memang sudah sangat gatal. arini saat itu sudah tidak dapat berpikir "uhhhhhh...shhh..ahhhh..." dia hanya bisa mendesah dan mendesah saat tubuhnya dirangsang abis-abisan oleh teman sekantor suaminya itu. tiba-tiba setelah melihat arini sudah kehilangan akal sehatnya akibat rangsangannya pak solehin menghentikan perbuatannya. "pak ko... berhenti....ha...ha..." tanya arini dengan nafas yang berat dan mata yang sayu. "saatnya kamu saya ajarkan cara jadi wanita yang baik bagi setiap lelaki arini. saya akan mendidik mu agar menjadi wanita penggila seks bahkan kau lah yang akan memohon nanti pada laki-laki untuk menyetubuhi dirimu." ujar pak solehin dengan muka mesumnya sambil menurunkan pundak arini dan mengarahkan kepala arini pada penisnya yang mengacung. entah sejak kapan pak solehin melepas celananya itu tapi sekarang sebuah penis yang super panjang sedang berada dihadapan arini. tanpa disuruh dua kali arini mencium penis tersebut dengan mesra dan mulai menjilati kepala penis itu. setelah merasa cukup liur yang diberikan oleh lidah arini sekarang arini mulai memasukan penis itu kedalam mulutnya dan tentu saja benda itu tidak muat di mulut arini. hanya kepalanya pnisnya saja yang berhasil masuk ke dalam mulut arini tapi itu cukup untuk menaikan birahi pak solehin. karena tak mau buru-buru keluar pak solehin akhirnya menarik kepala arini dan mengangkat tubuh arini agar berdiri. lalu menyandarkan tubuh gadis cantik itu ke dinding dan dengan ganas menelanjangi arini yang masih lemas karena tubuhnya masih dalam keadaan terangsang dan belum pulih benar. setelah berhasil menanggalkan seluruh pakaian arini pak solehin tidak buang waktu dan kembali mengerjai tubuh arini. mulai-mulai pak solehin menggunakan teknik phpnya dengan menyelipkan penis panjangnya kesela-sela paha arini dan membuat benda itu bergesekan dengan vagina arini yang mulus tanpa bulu itu. pak solehin terus mengesek-gesek vagina arini tanpa membuat benda itu masuk ke liang vagina arini. dan kita semua pasti arini saat itu sangat menginginkan benda itu masuk buktinya sekarang arini mulai menggoyangkan bokongnya agar vaginanya dimasuki oleh penis pak solehin tapi ternyata pengalaman pak solehin lebih banyak sehingga menghidari goyangan arini bukanlah hal yang sulit baginya. "uhhhh pak masukin arini sudah gak tahan." arini mulai mengeluh karena saat itu cairan vaginanya sudah mengalir dan sangat basah bahkan terus menerus menetes kelantai. "arini kalau dirimu yang pencinta seks belum mengakui kenyataan bahwa kau adalah wanita pecinta seks dan setiap lelaki berhak atas tubuh mu aku tidak akan memasukan batang kontolku ini arini." ujar pak solehin kembali memasang wajah mesumnya. "sial kalau begini terus gua bisa gila karena kontol panjang itu." saat arini mulai mengeluh dalam hatinya sepertinya hal itu sudah terlambat bagi tubuhnya. arini saat itu benar-benar sudah kehilangan kontrol atas tubuhnya. karena sekarang saja mata arini sudah penuh kekosongan dan cairan vaginanya lebih bebas keluar dari sebelumnya. "pak... enak pak... saya ini cuma wanita binal yang doyan peler dan kontol pak.... saya .... bahkan lebih rendah dari pelacur dan setiap lelaki berhak atas tubuh saya pak... uhhhh...sjhhhh.." arini berbicara seperti itu karena sudah kehilangan kontrol atas tubuhnya. itu adalah keinginan tubuhnya. pak solehin menyadari arini sudah kalah telak dalam perang rangsangan tersebut dan mulai memasukan penisnya ke dalam vagina. "uhhhhhhhhhhhh...ahhhhhhhhhhhhhhhhh......" arini menggerang panjang karena rasa nikmatnya penis itu sekarang menjadi puluhan kali lipat dari penis-penis lainnya yang pernah menyetubuhinya. "kena juga kamu arini sekarang kamu akan jadi mainanku. ardi bodoh memberikan celah untuk membuat istrinya menjadi maniak seks begini." pikir pak solehin tersenyum penuh kemenanngan. saat pak solehin menggenjot tubuh arini semakin kencang itu membuat arini makin bergoyang dan makin kehilangan akal sehatnya. sekarang yang ada di pikiran arini adalah seks seks dan hanya seks untuk membuat vagina puas. "uhhhhh..ahhhhh enggggggggahhhhhhh" arini kembali menggerang saat pak solehin mempercepat tempo genjotannya tapi setelah 15 menit menggenjot tubuh arini dalam posisi berdiri pak solehin mulai bosan dan menggati gaya tubuh arini saat ini berada di atas dan itu membuat arini bebas mencari kepuasannya sendiri dari batang penis pak solehin. dalam gaya terserbut arini mendapat 4 kali orgasme yang dasyat dan saat arini ingin mendapat orgasme ke limanya penis pak solehin juga sudah mulai berkedut. "pak say....a ham....pir sam...pai lagi..." ujar arini terpatah-patah. "saya juga neng... barengan..." dan setelah 3 menit mereka berdua pun orgasme dasyat sekali apa lagi pak solehin spermanya benar-benar banyak sampai mengucur deras keluar vaginanya. arini pun di suruh membersihkan penis pak solehin itu dengan sangat lembut dan hati-hati. efeknya pak solehin kembali dalam keadaan siap tempur kembali dan persetubuhan mereka pun berlanjut sampai 4 ronde hari itu. tatapan mata arini pun mulai hari itu berubah total menjadi sayu dan vaginanya selalu saja lembab seakan tidak ada puasnya dan saat arini pulang kerumahnya pun saat di bus arini membiarkan seorang pria menjamah tubuhnya karena saat itu kondisi sangat menguntungkan arini sedang berdiri di tengah kepadatan penumpang dan kedua tangannya terjepit dalam hapitan dua orang sementara yang satunya berpegangan pada pegangan agar tidak jatuh tapi hel itu membuat pelaku semakin gencar mengerjai tubuh arini. saat itu arini hanya diam saja dan menerima perlakuan sang pelaku dengan pasrah setelah melihat sang korban pasrah pelaku itu pun membisikan sesuatu pada arini. "pengen gak aku entotin kamu biar gak sange lagi sayang?" bisikan itu membuat arini merinding tapi arini malah menganggukan kepalanya dan pertanda bahwa dia mau bersetubuh dengan orang asing itu. "kalau gitu sekarang kita turun soalnya kalau lebih jauh lagi bakal sampe tempat rame." bisiknya sambil menarik tangan arini dan bersiap turun. mereka berdua pun turun arini melihat pemuda yang menariknya itu badannya kurus dan mukanya jauh dari yang namanya cakep apa lagi membawa arini memasuki sebuah kebun pisang di dalam sebuah gang pemuda itu pun langsung memeluk arini dan menciumnya dan membuat arini kembali terbuai akan rangsangannya yang nikmat bahkan saat itu pemuda itu lebih berani dari sebelumnya karena sekarang saja dia sudah membuka celananya sehingga penisnya yang besar dan gemuk itu pun terpampang dan bergelantungan bebas. sambil terus merangsang arini pemuda itu dengan cepat meloloskan celana jins pendek yang digunakan arini dan juga CDnya. dengan penuh nafsu pemuda itu menggesek-gesekan penisnya pada vagina arini dan juga tangannya menyusup dalam kaos yang digunakan arini lalu mulai memilin putingnya yang sudah kembali mengeras. "ahhhhh....ehhmmmmm..." arini mendesah tertahan oleh ciuman karena penis gemuk itu berhasil memasuki vagina arini yang memang sudah sangat lembab. pemuda itu dengan ganas memaju-mundurkan penisnya dan pemuda itu terlihat belum puas sampai di situ dia mulai meloloskan kaos yang di kenakan arini lalu mengulum puting arini dan tidak lupa mencupang bagian itu."sayang ...uh uh uh... kamu bener-bener hot ...." pemuda itu semakin ganas menggenjot tubuh arini sambil berdiri. arini saat itu tentu saja sangat pasrah menerima keadaan karena memang arini sangat ingin sang pemuda itu lebih ganas menyetubuhinya. "uhhhhhh... gua mau keluar coy..." racau pemuda itu. "sabar bang saya juga uhhh..." arini pun mendapat orgasme bersamaan dengan pemuda itu.. "crott...crot...crot..crot.. gak nyangka gua bisa ngentotin cewek capek kaya kamu sayang." ujarnya setelah berhasil mengeluarkan 4 semburan lahar panasnya ke dalam liang vagina arini. "iya bang abis kan abang yang nakal bikin arini sange." goda arini dengan nafas berat. "haha dasar amoy kalo lu gak gua bikin sange dulu mana bisa gua ngentotin lu." ujarnya mulai menghina arini. "dah ya bang saya mau pulang dulu." ujar arini sambil memakai kembali pakaiannya "eh.. nomor hpnya donk kan gua pengen ngentotin lu lagi dan sapa tau kita jodoh." ujar pemuda itu dengan senyuman mesumnya. "saya udah punya suami bang udah ya nanti kalau ketemu lagi baru dah boleh lagi." ujar arini dengan kedipan mata yang nakal. - BERSAMBUNG -
CeritaSex Dewasa Istri Muda Pak RT. Cerita Sex Dewasa Tetangga Baik Hati. Cerita Sex Arisan Para Suami Tukar Memek Istri. Cerita Sex Bercinta Dengan Adik Kandungku Sendiri. Cerita Sex 5 Wanita Haus Seks. Cerita Sex Anak Gadis ABG. Cerita Sex Anak Gadis ABG 2. Cerita Sex Ngeseks dengan Tante ku 1.
Cerita Cerbung Karna Suami Sibuk Terpaksa Selingkuh Pak RT Chapter 1 – Aku tinggal di kompleks perumahan BTN di Jakarta. Suamiku termasuk orang yang selalu sibuk. Sebagai arsitek swasta, tugasnya boleh dibilang tidak kenal waktu. Walaupun dia sangat mencintaiku, bahkan mungkin memujaku, aku sering kesepian. Cerita Aku sering sendirian dan banyak melamun membayangkan betapa hangatnya dalam sepi itu Mas Adit, begitu nama suamiku, ngeloni aku. Saat-saat seperti itu membuat libidoku naik. Dan apabila aku nggak mampu menahan gairah seksualku, aku ambil buah ketimun yang selalu tersedia di dapur. Aku melakukan masturbasi membayangkan dientot oleh seorang lelaki, yang tidak selalu suamiku sendiri, hingga meraih kepuasan. Yang sering hadir dalam khayalan seksualku justru Pak Parno, Pak RT di kompleks itu. Walaupun usianya sudah di atas 55 tahun, 20 tahun di atas suamiku dan 27 tahun di atas umurku, kalau membayangkan Pak Parno ini, aku bisa cepat meraih orgasmeku. Bahkan saat-saat aku bersebadan dengan Mas Aditpun, tidak jarang khayalan seksku membayangkan seakan Pak Parnolah yang sedang menggeluti aku. Aku nggak tahu kenapa. Tetapi memang aku akui, selama ini aku selalu membayangkan kemaluan lelaki yang gedee banget. Nafsuku langsung melonjak kalau khayalanku nyampai ke sana. Dari tampilan tubuhnya yang tetap kekar dan kokoh walaupun tua, aku bayangkan kontol Pak Parno juga kekar dan kokoh. Gede, panjang dan pasti tegar dilingkari dengan urat-urat di sekeliling batangnya. Ooohh.., betapa nikmatnya dientot kontol macam itu .. Di kompleks itu, di antara ibu-ibu atau istri-istri, aku merasa akulah yang paling cantik. Dengan usiaku yang 28 tahun, tinggi 158 cm dan berat 46 kg, orang-orang bilang tubuhku sintal banget. Mereka bilang aku seperti Sarah Ashari, selebrity cantik yang binal adik dari Ayu Ashari bintang sinetron. Apalagi kalau aku sedang memakai celana jeans dengan blus tipis yang membuat buah dadaku yang cukup besar membayang. Hatiku selangit mendengar pujian mereka ini.. Pada suatu ketika, tetangga kami punya hajatan, menyunatkan anaknya. Biasa, kalau ada tetangga yang punya kerepotan, kami se-RT rame-rame membantu. Apa saja, ada yang di dapur, ada yang ngurus pelaminan, ada yang bikin hiasan atau menata makanan dan sebagainya. Aku biasanya selalu kebagian bikin pelaminan. Mereka tahu aku cukup berbakat seni untuk membuat dekorasi pelaminan itu. Mereka selalu puas dengan hasil karyaku. Aku menggunakan bahan-bahan dekorasi yang biasanya aku beli di Pasar Senen. Pagi itu ada beberapa bahan yang aku butuhkan belum tersedia. Di tengah banyak orang yang pada sibuk macam-macam itu, aku bilang pada Mbak Surti, yang punya hajatan, untuk membeli kekurangan itu. Kebetulan Bu Mar, tuh Pak Parno mau ke Senen, mbonceng saja sama dia’, Bu Kasno nyampaikan padaku sambil nunjuk Pak Parno yang nampak paling sibuk di antara bapak-bapak yang lain. Emangnya Pak Parno mau cari apaan?, aku nanya. Inii, mau ke tukang tenda, milih bentuk tenda yang mau dipasang nanti sore. Sama sekalian sound systemnya’, Pak Parno yang terus sibuk menjawab tanpa menengok padaku. Iyaa deh, aku pulang bentar ya Pak Parno, biar aku titip kunci rumah buat Mas Adit kalau pulang nanti’. Segalanya berjalan seperti air mengalir tanpa menjadikan perhatian pada orang-orang sibuk yang hadir disitu. Sekitar 10 menit kemudian, dengan celana jeans dan blus kesukaanku, aku sudah duduk di bangku depan, mendampingi Pak Parno yang nyopirin Kijangnya. Udara AC di mobil Pak Parno nyaman banget sesudah sepagi itu diterpa panasnya udara Jakarta. Pelan-pelan terdengar alunan dangdut dari radio Mara yang terdapat di mobil itu. Saat itu aku jadi ingat kebiasaanku mengkhayal. Dan sekarang ini aku berada dalam mobil hanya berdua dengan Pak Parno yang sering hadir sebagai obyek khayalanku dalam hubungan seksual. Tak bisa kutahan, mataku melirik ke arah selangkangan di bawah kemudi mobilnya. Dia pakai celana drill coklat muda. Aku lihat di arah pandanganku itu nampak menggunung. Aku nggak tahu apakah hal itu biasa. Tetapi khayalanku membayangkan itu mungkin kontolnya yang gede dan panjang. Saat aku menelan ludahku membayangkan apa di balik celana itu, tiba-tiba tangan Pak Parno nyelonong menepuk pahaku. Dik Marini mau beli apaan? Di Senen sebelah mana?’, sambil dia sertai pertanyaan ini dengan nada ke-bapak-an. Dan aku bener-bener kaget lho. Aku nggak pernah membayangkan Pak RT ini kalau ngomong sambil meraba yang di ajak ngomong. Kertas emas dan hiasan dinding, Pak. Di sebelah toko mainan di pasar inpress ituu..’, walaupun jantungku langsung berdegup kencang dan nafasku terasa sesak memburu, aku masih berusaha se-akan-akan tangan Pak Parno di pahaku ini bukan hal yang aneh. Tetapi rupanya Pak Parno nggak berniat mengangkat lagi tangannya dari pahaku, bahkan ketika dia jawab balik, Ooo, yyaa.. aku tahu ..’, tangannya kembali menepuk-nepuk dan digosok-gosokkanya pada pahaku seakan sentuhan bapak yang melindungi anaknya. Ooouuiihh.. aku merasakan kegelian yang sangat, aku merasakan desakan erotik, mengingat dia selalu menjadi obyek khayalan seksualku. Dan saat Pak Parno merabakan tangannya lebih ke atas menuju pangkal pahaku, reaksi spontanku adalah menurunkan kembali ke bawah. Dia ulangi lagi, dan aku kembali menurunkan. Dia ulangi lagi dan aku kembali menurunkan. Anehnya aku hanya menurunkan, bukan menepisnya. Yang aku rasakan adalah aku ingin tangan itu memang tidak diangkat dari pahaku. Hanya aku masih belum siap untuk lebih jauh. Nafasku yang langsung tersengal dan jantungku yang berdegap-degup kencang belum siap menghadapi kemungkinan yang lebih menjurus. Pak Parno mengalah. Tetapi bukan mengalah bener-bener. Dia tidak lagi memaksakan tangannya untuk menggapai ke pangkal pahaku, tetapi dia rubah. Tangan itu kini meremasi pahaku. Gelombang nikmat erotik langsung menyergap aku. Aku mendesah tertahan. Aku lemes, tak punya daya apa-apa kecuali membiarkan tangan Pak Parno meremas pahaku. Dik Maarr..’, dia berbisik sambil menengok ke aku. Tiba-tiba di depan melintas bajaj, memotong jalan. Pak Parno sedikit kaget. Otomatis tangannya melepas pahaku, meraih presnelling dan melepas injakan gas. Kijang ini seperti terangguk. Sedikit badanku terdorong ke depan. Selepas itu tangan Pak Parno dikonsentrasikan pada kemudi. Jalanan ke arah Senen yang macet membuat sopir harus sering memindah presnelling, mengerem, menginjak gas dan mengatur kemudi. Aku senderkan tubuhku ke jok. Aku nggak banyak ngomong. Aku kepingin tangan Pak Parno itu kembali ke pahaku. Kembali meremasi. Dan seandainya tangan itu merangkak ke pangkal pahaku akan kubiarkan. Aku menjadi penuh disesaki dengan birahi. Mataku kututup untuk bisa lebih menikmati apa yang barusan terjadi dan membiarkan pikiranku mengkhayal. Benar. Sesudah jalanan agak lancar, tangan Pak Parno kembali ke pahaku. Aku benar-benar mendiamkannya. Aku merasakan kenikmatan jantungku yang terpacu dan nafasku yang menyesak dipenuhi rangsangan birahi. Langsung tangan Pak Parno meremasi pahaku. Dan juga naik-naik ke pangkal pahaku. Tanganku menahan tangannya. Eeeii malahan ditangkapnya dan diremasinya. Dan aku pasrah. Aku merespon remasannya. Rasanya nikmat untuk menyerah pada kemauan Pak Parno. Aku hanya menutup mata dengan tetap bersender di jok sambil remasan di tangan terus berlangsung. Sekali aku nyeletuk, N’tar dilihat orang Pak’, Ah, nggaakk mungkin, kacanya khan gelap. Orang nggak bisa melihat ke dalam’, aku percaya dia. Sesudah beberapa saat rupanya desakan birahi pada Pak Parno juga menggelora, Dik Mar.. kita jalan-jalan dulu mau nggak?’, dia berbisik .. Kemana..?’, pertanyaanku yang aku sertai harapan hatiku .. Ada deh.. Pokoknya Dik Mar mau khan..’. Terserah Pak Parno.., Tapinya n’tar ditungguin orang-orang .., n’tar orang-orang curiga .. lho’. Iyaa, jangan khawatirr.., paling lama sejamlah.’, sambil Pak Parno mengarahkan kemudinya ke tepi kanan mencari belokan ke arah balik. Aku nggak mau bertanya, mau ngapain sejam’?? Persis di bawah jembatan penyeberangan dekat daerah Galur, Pak Parno membalikkan mobilnya kembali menuju arah Cempaka Putih. Ah.. Pak Parno ini pasti sudah biasa begini. Mungkin sama ibu-ibu atau istri-istri lainnya. Aku tetap bersandar di jok sambil menutup mataku pura-pura tiduran. Dengan penuh gelora dan deg-degan jantungku, aku menghadapi kenyataan bahwa beberapa saat lagi, mungkin hanya dalam hitungan menit, akan mengalami saat-saat yang sangat menggetarkan. Saat-saat seperti yang sering aku khayalkan. Aku nggak bisa lagi berpikir jernih. Edan juga aku ini.., apa kekurangan Mas Adit, kenapa demikian mudah aku menerima ajakan Pak Parno ini. Bahkan sebelumnya khan belum pernah sekalipun selama 8 tahun pernikahan aku disentuh apalagi digauli lelaki lain. Yang aku rasakan sekarang ini hanyalah aku merasa aman dekat Pak Parno. Pasti dia akan menjagaku, melindungiku. Pasti dia akan mengahadpi aku dengan halus dan lembut. Bagaimanapun dia adalah Pak RT kami yang selama ini selalu mengayomi warganya. Pasti dia nggak akan merusak citranya dengan perbuatan yang membuat aku sakit atau terluka. Dan rasanya aku ingin banget bisa melayani dia yang selama ini selalu jadi obyek khayalan seksualku. Biarlah dia bertindak sesuatu padaku sepuasnya. Dan juga aku ingin merasakan bagaimana dia memuaskan aku pula sesuai khayalanku. Agu gemetar hebat. Tangan-tanganku gemetar. Lututku gemetar. Kepalaku terasa panas. Darah yang naik ke kekepalaku membuat seakan wajahku bengap. Dan semakin kesana, semakin aku nggak bisa mencabut persetujuanku atas ajakan jalan-jalan dulu’ Pak Parno ini. Tiba-tiba mobil terasa membelok ke sebuah tempat. Ketika aku membuka mata, aku lihat halaman yang asri penuh pepohonan. Di depan mobil nampak seorang petugas berlarian menuntun Pak Parno menuju ke sebuah garasi yang terbuka. Dia acungkan tangannya agar Pak Parno langsung memasuki garasi berpintu rolling door itu, yang langsung ditutupnya ketika mobil telah yakin berada di dalam garasi itu dengan benar. Sedikit gelap. Ada cahaya kecil di depan. Ternyata lampu di atas sebuah pintu yang tertutup. Woo.. aku agak panik sesaat. Tak ada jalan untuk mundur. Kemudian kudengar Pak Parno mematikan mesin mobilnya. Nyampai Dik Mar ..’, Di mana ini Pak ..?’, terus terang aku nggak tahu di mana tempat yang Pak Parno mengajak aku ini. Tetapi aku yakin inilah jenis motel’ yang sering aku dengar dari temen-temen dalam obrolan-obrolan porno dalam arisan yang diselenggarakan ibu-ibu kompleks itu. Pak Parno tidak menjawab pertanyaanku, tetapi tangannya langsung menyeberang melewati pinggulku untuk meraih setelan jok tempat dudukku. Jok itu langsung bergerak ke bawah dengan aku tergolek di atasnya. Dan yang kurasakan berikutnya adalah bibir Pak Parno yang langsung mencium mulutku dan melumat. Uh uh uh .. Aku tergagap sesaat.. sebelum aku membalas lumatannya. Kami saling melepas birahi. Aku merasakan lidahnya menyeruak ke rongga mulutku. Dan reflekku adalah mengisapnya. Lidah itu menari-nari di mulutku. Bau lelaki Pak Parno menyergap hidungku. Beginilah rasanya bau lelaki macam Pak Parno ini. Bau alami tanpa parfum sebagaimana yang sering dipakai Mas Adit. Bau Pak RT yang telah 55 tahun tetapi tetap memancarkan kelelakian yang selama ini selalu menyertai khayalanku saat masturbasi maupun saat aku disebadani Mas Adit. Bau yang bisa langsung menggebrak libidoku, sehingga nafsu birahiku lepas dengan liarnya saat ini.. Sambil melumat, tangan-tangan Pak Parno juga merambah tubuhku. Jari-jarinya melepasi kancing-kancing blusku. Kemudian kurasakan remasan jari kasar pada buah dadaku. Uuiihh .. tak tertahankan. Aku menggelinjang. Menggeliat-geliat hingga pantatku naik-naik dari jok yang aku dudukin disebabkan gelinjang nikmat yang dahsyat. Sekali lagi aku merasa edaann .. aku digeluti Pak RT ku. Bibir Pak Parno melumatku, dan aku menyambutnya dengan penuh kerelaan yang total. Akulah yang sesungguhnya menantikan kesempatan macam ini dalam banyak khayalan-khayalan erotikku. Ohh .. Pak Parnoo .. Tolongin akuu Pakee .. Puaskanlah menikmati tubuhkuu ..Paak, .. semua ini untuk kamu Paak .. Aku hauss .. Paak .. Tulungi akuu Paakk. Kita turun yok Dik Mar .., kita masuk dulu ..’, Pak Parno menghentikan lumatannya dan mengajak aku memasuki motel ini. Begitu masuk kudengar telpon berdering. Rupanya dari kantor motel itu. Pak Parno menanyakan aku mau minum apa, atau makanan apa yang aku inginkan yang bisa diantar oleh petugas motel ke kamar. Aku terserah Pak Parno saja. Aku sendiri buru-buru ke kamar kecil yang tersedia. Aku kebelet pengin kencing. Saat kembali ke peraduan kulihat Pak Parno sudah telentang di ranjang. Agak malu-malu aku masuk ke kamar tidur ini, apalagi setelah melihat sosok tubuh Pak Parno itu. Dia menatapku dari ekor matanya, kemudian memanggil, Sini Dik Mar .. , uh uh .. Omongan seperti itu .. masuk ketelingaku pada saat macam begini ..aku merasakan betapa sangat terangsang seluruh syaraf-syaraf libidoku. Aku, istri yang sama sekali belum pernah disentuh lelaki lain kecuali suamiku, hari ini dengan edannya berada di kamar motel dengan seseorang, yaitu Pak Parno, yang Pak RT kompleks rumahku, yang bahkan jauh lebih tua dari suamiku, bahkan hampir 2 kali usiaku sendiri. Dan panggilanya yang ..’Sini Dik Mar’, itu .. terasa sangat erotis di telingaku. Aku inilah yang disebut istri nyeleweng. Aku inilah istri yang selingkuh..uh uh uh .. Kenapa begitu dahsyat birahi yang melandaku kini. Birahi yang didongkrak oleh pengertiannya akan makna selingkuh dan aku tetap melangkah ke dalamnya. Birahi yang dibakar oleh pengertian nyeleweng dan aku terus saja melanggarnya. Uhh .. aku nggak mampu menjawab semuanya kecuali rasa pasrah yang menjalar .. Dan saat aku rubuh ke ranjang itu, yang kemudian dengan serta merta Pak Parno menjemputku dengan dekapan dan rengkuhan di dadanya, aku sudah benar-benar tenggelam dalam pesona dahsyatnya istri yang nyeleweng dan selingkuh, yang menunggu saat-saat lanjutannya yang akan dipenuhi kenikmatan dan gelinjang yang pasti sangat hebat bagi istri penyeleweng pemula macam aku ini. Dik Mar .. Aku sudah lama merindukan Dik Mar ini. Setiap kali aku lihat itu gambar bintang film Sarah Ashari yang sangat mirip Dik Mar .. Hatiku selalu terbakar .. Kapann aku bisa merangkul Dik Mar macam ini ..’. Bukan main ucapan Pak Parno. Telingaku merasakan seperti tersiram air sejuk pegunungan. Berbunga-bunga mendengar pujian macam itu. Dan semakin membuat aku rela dan pasrah untuk digeluti Pak Parno yang gagah ini. Pak Parnoo ..Kekasihkuu.. Dia balik dan tindih tubuhku. Dia langsung melahap mulutku yang gelagapan kesulitan bernafas. Dia masukkan tangannya ke blusku. Dirangkulinya tubuhku, ditekankannya bibirnya lebih menekan lagi. Disedotnya lidahku. Disedotnya sekaligus juga ludahku. Sepertinya aku dijadikan minumannya. Dan sungguh aku menikmati kegilaannya ini. Kemudian tangannya dia alihkan, meremasi kedua susuku yang kemudian dilepaskannya pula. Ganti bibirnyalah yang menjemput susuku dan puting-putingnya. Dia jilat dan sedotin habis-habisan. Dan yang datang padaku adalah gelinjang dari saraf-sarafku yang meronta. Aku nggak mampu menahan gelinjang ini kecuali dengan rintihan yang keluar dari mulutku ..Pakee ..Pakee .. Pakee ..ampun nikmattnya Pakee.. Tangannya yang lepas dari susuku turun untuk meraih celana jeansku. Dilepasi kancing celanaku dan dibuka resluitingnya. Tangannya yang besar dan kasar itu mendorongnya hingga celanaku merosot ke paha. Kemudian tangan itu merogoh celana dalamku. Aaaiiuuhh.. tak terperikan kenikmatan yang mendatangi aku. Aku tak mampu menahan getaran jiwa dan ragaku. Saat-saat jari-jari kasar itu merabai bibir kemaluanku dan kemudian meremasi kelentitku ..aku langsung melayang ke ruang angkasa tak bertepi. Kenikmatan .. sejuta kenikmatan .. ah .. Selaksa juta kenikmatan Pak Parno berikan padaku lewat jari-jari kasarnya itu. Jari-jari itu juga berusaha menusuk lubang vaginaku. Aku rasakan ujungnya-unjungnya bermain di bibir lubang itu. Cairan birahiku yang sudah menjalar sejak tadi dia toreh-toreh sebagai pelumas untuk memudahkan masuknya jari-jarinya menembusi lubang itu. Dengan bibir yang terus melumati susuku dan tangannya merangsek kemaluanku dengan jari-jarinya yang terus dimainkan di bibir lubang vaginaku .. Ohh.. kenapa aku ini ..Ooohh.. Mas Adit .. maafkanlah akuu .. Ampunilahh .. istrimu yang nggak mampu mengelak dari kenikmatan tak bertara ini .. ampunilah Mas Adit .. aku telah menyelewengg .. aku nggak mampuu maass .. Pak Parno terus menggumuli tubuhku. Blusku yang sudah berantakan memudahkan dia merangsek ke ketiakku. Dia jilati dan sedoti ketiakku. Dia nampak sekali menikmati rintihan yang terus keluar dari bibirku. Dia nampaknya ingin memberikan sesuatu yang nggak pernah aku dapatkan dari suamiku. Sementara jari-jarinya terus menusuki lubang vaginaku. Dinding-dindingnya yang penuh saraf-saraf peka birahi dia kutik-kutik, hingga aku serasa kelenger kenikmatan. Dan tak terbendung lagi, cairan birahiku mengalir dengan derasnya. Yang semula satu jari, kini disusulkan lagi jari lainnya. Kenikmatan yang aku terimapun bertambah. Pak Parno tahu persis titik-titik kelemahan wanita. Jari-jarinya mengarah pada G-spotku. Dan tak ayal lagi. Hanya dengan jilatan di ketiak dan kobokan jari-jari di lubang vagina aku tergiring sampai titik dimana aku nggak mampu lagi membendungnya. Untuk pertama kali disentuh lelaki yang bukan suamiku, Pak Parno berhasil membuatku orgasme. Saat orgasme itu datang, kurangsek balik Pak Parno. Kepalanya kuraih dan kuremasi rambutnya. Kupeluk tubuhnya erat-erat dan kuhunjamkan kukuku ke punggungnya. Aku nggak lagi memperhitungkan bagaimana luka dan rasa sakit yang ditanggung Pak Parno. Pahaku menjepit tangannya, sementara pantatku mengangkat-angkat menjemputi tangan-tangan itu agar jarinya lebih meruyak ke lubang vaginaku yang sedang menanggung kegatalan birahi yang amat sangat. Tingkahku itu semua terus menerus diiringi racau mulutku. Dan saat orgasme itu memuncratkan cairan birahiku aku berteriak histeris. Tangan-tanganku menjambret apa saja yang bisa kuraih. Bantalan ranjang itu teraduk. Selimut tempat tidur itu terangkat lepas dan terlempar ke lantai. Kakiku mengejang menahan kedutan vaginaku yang memuntahkan spermaku. “Sperma” perempuan yang berupa cairan-cairan bening yang keluar dari kemaluannya. Keringatku yang mengucur deras mengalir ke mataku, ke pipiku, kebibirku. Kusibakkan rambutku untuk mengurangi gerahnya tubuhku dalam kamar ber AC ini. Saat telah reda, kurasakan tangan Pak Parno mengusap-usap rambutku yang basah sambil meniup-niup dengan penuh kasih sayang. Uh .. Dia yang ngayomi aku. Dia eluskan tangannya, dia sisir rambutku dengan jari-jarinya. Hawa dingin merasuki kepalaku. Dan akhirnya tubuhku juga mulai merasai kembali sejuknya AC kamar motel itu. Dik Mar, Dik Mar hebat banget yaa hh.. Istirahat dulu yaa..?!, Saya ambilkan minum dulu yaahh ..’, suara Pak Parno itu terasa menimbulkan rasa yang teduh. Aku nggak kuasa menjawabnya. Nafasku masih ngos-ngosan. Aku nggak pernah menduga bahwa aku akan mendapatkan kenikmatan sehebat ini. Kamar motel ini telah menyaksikan bagaimana aku mendapatkan kenikmatan yang pertama kalinya saat aku menyeleweng dari kesetiaanku pada Mas Adit suamiku untuk disentuhi dan digumuli oleh Pak Parno, Pak RT kampungku, yang bahkan juga sering jadi lawan main catur suamiku di saat-saat senggang. Mas Adit .. Ooohh .. maass ..maafkanlah aakuu .. maass.. BERSAMBUNG Karna Suami Sibuk Terpaksa Selingkuh Pak RT Chapter 2
CeritaDewasa istri Cerita Dewasa Selingkuh Dec 23, 2021 Admin. Istri Seperti Pelacur,Dientot Miring2 Ama Om2 Tua Bangka.Pak Anton segera menghentikan aksinya sejenak, sehingga Sasha langsung ambruk kelelahan di pagar balkon villanya. Ketika Aku mempunyai cewek yang bernama Devi yang bersekolah satu sekolah denganku dan juga satu desa
Pak Vito adalah ketua RT di daerah tempat aku tinggal. Ia sering datang ke rumahku untuk keperluan menagih iuran daerah dan biaya air ledeng. Dia adalah seorang pria berusia sekitar 50 tahunan dan mempunyai dua istri. Benar kata orang bahwa dia ini seorang bandot tua, buktinya ketika di rumahku kalau aku lewat di depannya, seringkali matanya jelalatan menatap padaku seolah-olah matanya tembus pandang ke balik pakaianku. Bagiku sih tidak apa-apa, aku malah senang kalau tubuhku dikagumi laki-laki, terkadang aku memakai baju rumah yang seksi kalau lewat di depannya. Aku yakin di dalam pikirannya pasti penuh hal-hal yang jorok suatu hari aku sedang di rumah sendirian. Aku sedang melakukan fitness untuk menjaga bentuk dan stamina tubuhku di ruang belakang rumahku yang tersedia beberapa peralatan fitness. Aku memakai pakaian yang enak dipakai dan menyerap keringat berupa sebuah kaus hitam tanpa lengan dengan belahan dada rendah sehingga buah dadaku yang montok itu agak tersembul keluar terutama kalau sedang menunduk apalagi aku tidak memakai BH, juga sebuah celana pendek ketat merk 'Nike' yang mencetak pantatku yang padat berisi. Waktu aku sedang melatih pahaku dengan sepeda fitness, tiba-tiba terdengar bel berbunyi, segera saja kuambil handuk kecil dan mengelap keringatku sambil berjalan ke arah pintu. Kulihat dari jendela, ternyata Pak Vito yang datang, pasti dia mau menagih biaya ledeng, yang dititipkan ayah padaku tadi pagar dan kupersilakan dia masuk."Silakan Pak duduk dulu ya, sambil nunggu saya ambil uangnya" senyumku dengan ramah sambil mempersilakannya duduk di ruang tengah."Kok sepi sekali Dik, kemana yang lain?""Papa hari ini pulangnya malam, tapi uangnya udah dititip ke saya kok, Mama juga lagi arisan sama teman-temannya".Seperti biasa matanya selalu saja menatapi tubuhku, terutama bagian dadaku yang agak terlihat itu. Aku juga sadar kalau dadaku sempat diintip olehnya waktu menunduk untuk menaruh segelas teh untuknya."Minum Pak", tawarku lalu aku duduk di depannya dengan menyilangkan kaki kananku sehingga pahaku yang jenjang dan putih itu makin mesum mulai terasa di ruang tamuku yang nyaman itu. Dia menanyaiku sekitar masalah anak muda, seperti kuliah, hoby, keluarga, dan lain-lain, tapi matanya terus menelanjangiku."Dik Citra lagi olah raga yah, soalnya badannya keringatan gitu terus mukanya merah lagi" katanya."Iya nih Pak, biasa kan cewek kan harus jaga badan lah, cuma sekarang jadi pegel banget nih, pengen dipijat rasanya, Bapak bisa bantu pijitin nggak?" godaku sambil mengurut-ngurut diminta lagi dia segera bangkit berdiri dan pindah ke sebelahku, waktu berdiri kuperhatikan ia melihat putingku yang menonjol dari balik kausku, juga kulihat penisnya ngaceng berat membuatku tidak sabar mengenggam benda itu."Mari Dik, kesinikan kakinya biar Bapak pijat"Aku lalu mengubah posisi dudukku menjadi menyamping dan menjulurkan kakiku ke arahnya. Dia mulai mengurut paha hingga betisku. Uuuhh.. pijatannya benar-benar enak, telapak tangannya yang kasar itu membelai pahaku yang putih mulus hingga membangkitkan birahiku. Akupun mendesah-desah sambil menggigit bibir bawahku."Pijatan Bapak enak ya Dik?" tanyanya."Iya Pak, terus dong.. enak nih.. emmhh!" aku terus mendesah membangkitkan nafsu Pak Vito, desahanku kadang kusertai dengan geliat semakin berani mengelus paha dalamku, bahkan menyentuh pangkal pahaku dan meremasnya."Enngghh.. Pak!" desahku lebih kuat lagi ketika kurasakan jari-jarinya mengelusi bagian makin menggelinjang sehingga nafsu Pak Vito pun semakin naik dan tidak terbendung lagi. Celana sportku diperosotkannya beserta celana dalamku."Aawww..!" aku berlagak kaget sambil menutupi kemaluanku dengan telapak reaksiku yang malu-malu kucing ini dia makin gemas saja, ditariknya celanaku yang sudah tertarik hingga lutut itu lalu dilemparnya ke belakang, tanganku yang menutupi kemaluan juga dibukanya sehingga kemaluanku yang berambut lebat itu tampak olehnya, klitorisku yang merah merekah dan sudah becek siap dimasuki. Pak Vito tertegun beberapa saat memandangiku yang sudah bugil bagian bawahnya itu."Kamu memang sempurna Dik Citra, dari dulu Bapak sering membayangkan ngentotin kamu, akhirnya hari ini kesampaian juga", rayunyaDia mulai melepas kemejanya sehingga aku dapat melihat perutnya yang berlemak dan dadanya yang berbulu itu. Lalu dia membuka sabuk dan celananya sehingga benda dibaliknya kini dapat mengacung dengan gagah dan tegak. Aku menatap takjub pada organ tubuh itu, begitu besar dan berurat aku sudah tidak sabar lagi menggenggam dan mengulumnya. Pak Vito begitu membuka pahaku lalu membenamkan kepalanya di situ sehingga selangkanganku tepat menghadap ke mukanya."Hhmm.. wangi, pasti Adik rajin merawat diri yah" godanya waktu menghirup kemaluanku yang kurawat dengan apik dengan sabun pembersih kemudian kurasakan benda yang lunak dan basah menggelitik vaginaku, oohh.. lidahnya menjilati klitorisku, terkadang menyeruak ke dalam menjilati dinding kemaluanku. Lidah tebal dan kumisnya itu terasa menggelitik bagiku, aku benar-benar merasa geli di sana sehingga mendesah tak tertahan sambil meremasi rambutnya. Kedua tangannya menyusup ke bawah bajuku dan mulai meremas buah dadaku, jari-jarinya yang besar bermain dengan liar disana, memencet putingku dan memelintirnya hingga benda itu terasa makin mengeras."Pak.. oohh.. saya juga mau.. Pak!" desahku tak tahan lagi ingin mengulum penis itu."Kalau begitu Bapak di bawah saja ya Dik" katanya sambil mengatur posisi kami sedemikian rupa menjadi gaya naik ke wajahnya dan membungkukkan tubuhku, kuraih benda kesukaanku itu, dalam genggamanku kukocok perlahan sambil menjilatinya. Kugerakkan lidahku menelusuri pelosok batang itu, buah pelirnya kuemut sejenak, lalu jilatanku naik lagi ke ujungnya dimana aku mulai membuka mulut siap menelannya. Oohh.. batang itu begitu gemuk dan berdiameter lebar persis seperti tubuh pemiliknya, sehingga akupun harus membuka mulutku selebar-lebarnya agar bisa mulai mengisapnya dan memijati buah pelirnya dengan tanganku. Pak Vito mendesah-desah enak menikmati permainanku, sementara aku juga merasa geli di bawah sana, kurasakan ada gerakan memutar-mutar di dalam liang vaginaku oleh jarinya, jari-jari lain dari tangan yang sama mengelus-elus klitoris dan bibir vaginaku, bukan itu saja, lidahnya juga turut menjilati baik anus maupun vaginaku. Sungguh suatu sensasi yang hebat sekali sampai pinggulku turut bergoyang menikmatinya, juga semakin bersemangat mengulum penisnya. Selama 10 menitan kami menikmatinya sampai ada sedikit terganggu oleh berbunyinya HP Pak Vito. Aku lepaskan penisnya dari mulutku dan menatap Vito menyuruhku mengambil HP-nya di atas meja ruang tamu, lalu dia berkata, "Ayo Dik, terusin dong karaokenya, biar Bapak ngomong dulu di telepon".Aku pun tanpa ragu-ragu menelan kembali penisnya. Dia bicara di HP sambil penisnya dikulum olehku, tidak tau deh bicara dengan siapa, emang gua pikirin, yang pasti aku harus berusaha tidak mengeluarkan suara-suara aneh. Tangan satunya yang tidak memegang HP terus bekerja di selangkanganku, kadang mencucuk-cucukkannya ke vagina dan anusku, kadang meremas bongkahan pantatku. Tiba-tiba dia menggeram sambil menepuk-nepuk pantatku, sepertinya menyuruhku berhenti, tapi karena sudah tanggung aku malahan makin hebat mengocok dan mengisap penis itu sampai dia susah payah menahan geraman nikmatnya karena masih harus terus melayani pembicaraan. Akhirnya muncratlah cairan putih itu di mulutku yang langsung saya minum seperti kehausan, cairan yang menempel di penisnya juga saya jilati sampai tak bersisa."Nggak kok.. tidak apa-apa.. cuma tenggorokkan saya ada masalah dikit" katanya di lama kemudian dia pun menutup HP nya, lalu bangkit duduk dan menaikkanku ke pangkuannya, tangan kirinya dipakai menopang tubuhku."Wah.. Dik Citra ini bandel juga ya, tadi kan Bapak udah suruh stop dulu, ee.. malah dibikin keluar lagi, untung nggak curiga tuh orang" katanya sambil mencubit putingku."Hehehe.. sori deh Pak, kan tadi tanggung makannya saya terusin aja, tapi Bapak seneng kan" kataku dengan tersenyum nakal."Hmm.. kalo gitu awas ya sekarang Bapak balas bikin kamu keluar nih" dengan sigap tangannya bergerak menyelinap diantara kedua pangkal pahaku. Jari tengah dan telunjuknya menyeruak dan mengorek-ngorek vaginaku, aku meringis ketika merasakan jari-jari itu bergerak semakin cepat mempermainkan Vito menurunkan kaos tanpa lenganku dari bahu dan meloloskannya lewat lengan kananku, sehingga kini payudara kananku yang putih montok itu tersembul keluar. Dengan penuh nafsu langsung dia lumat benda itu dengan mulutnya. Aku menjerit kecil waktu dia menggigit putingku dan juga mengisapnya kuat-kuat, bulatan mungil itu serasa makin menegang saja. Dia membuka mulutnya lebar-lebar berusaha memasukkan seluruh payudaraku ke mulutnya, di dalam mulutnya payudaraku disedot, dikulum, dan dijilat, rasanya seperti mau dimakan saja milikku itu. Sementara selangkanganku makin basah oleh permainan jarinya, jari-jari itu menusuk makin cepat dan dalam saja. Hingga suatu saat birahiku terasa sudah di puncak, mengucurlah cairan cintaku dengan deras. Aku mengatupkan pahaku menahan rasa geli di bawahku sehingga tangannya terhimpit diantara kedua paha dia cabut tangannya dari kemaluanku, nampak jari-jarinya sudah belepotan oleh cairan bening yang kukeluarkan. Dia jilati cairanku dijarinya itu, aku juga ikutan menjilati jarinya merasakan cairan cintaku sendiri. Kemudian dia cucukkan lagi tangannya ke kemaluanku, kali ini dia mengelus-ngelus daerah itu seperti sedang mengelapnya. Telapak tangannya yang penuh sisa-sisa cairan itu dibalurinya pada payudaraku."Sayang kalo dibuang, kan mubazir" lidahnya menjilati payudaraku yang sudah basah itu, sedangkan aku menjilati cairan pada tangannya yang disodorkan padaku. Tanganku yang satu meraba-raba ke bawah dan meraih penisnya, terasa olehku batang itu kini sudah mengeras lagi, siap memulai aksi berikutnya."Enggh.. masukin aja Pak, udah kepingin nih".Dia membalik tubuhku, tepat berhadapan dengannya, tangan kananya memegangi penisnya untuk diarahkan ke vaginaku. Aku membukakan kedua bibir vaginaku menyambut masuknya benda itu. Setelah kurasakan pas aku mulai menurunkan tubuhku, secara perlahan tapi pasti penis itu mulai terbenam dalam kemaluanku. Goyanganku yang liar membuat Pak Vito mendesah-desah keenakan, untung dia tidak ada penyakit jantung, kalau iya pasti sudah kumat. Kaosku yang masih menyangkut di bahu sebelah kiri diturunkannya sehingga kaos itu menggantung di perutku dan payudara kiriku tersingkap. Nampak sekali bedanya antara yang kiri yang masih bersih dengan bagian kanan yang daritadi menjadi bulan-bulanannya sehingga sudah basah dan memerah bekas tangannya meremas-remas kedua payudaraku, ketika melumatnya terkadang kumisnya yang kasar itu menggesek putingku menimbulkan sensasi geli yang nikmat. Lidahnya bergerak naik ke leherku dan mencupanginya sementara tangannya tetap memainkan payudaraku. Birahiku sudah benar-benar tinggi, nafasku juga sudah makin tak teratur, dia begitu lihai dalam bercinta, kurasa bukan pertama kalinya dia berselingkuh seperti ini. Aku merasa tidak dapat bertahan lebih lama lagi, frekuensi goyanganku kutambah, lalu aku mencium bibirnya. Tubuh kami terus berpacu sambil bermain lidah dengan liarnya sampai ludah kami menetes-netes di sekitar mulut, eranganku teredam oleh ciumannya. Mengetahui aku sudah mau keluar, dia menekan-nekan bahuku ke bawah sehingga penisnya menghujam makin dalam dan vaginaku makin terasa sesak. Tubuhku bergetar hebat dan jeritanku tak tertahankan lagi terdengar dari mulutku, perasaan itu berlangsung selama beberapa saat sampai akhirnya aku terkulai lemas dalam menurunkanku dari pangkuannya, penisnya terlihat berkilauan karena basah oleh cairan cinta. Dibaringkannya tubuhku yang sudah lemas itu di sofa, lalu dia sodorkan gelas yang berisi teh itu padaku. Setelah minum beberapa teguk, aku merasa sedikit lebih segar, paling tidak pada tenggorokanku karena sudah kering waktu mendesah dan menjerit. Kaosku yang masih menggantung di perut dia lepaskan, sehingga kini aku bugil total. Sebelum tenagaku benar-benar pulih, Pak Vito sudah menindih tubuhku, aku hanya bisa pasrah saja ditindih tubuh gemuknya. Dengan lembut dia mengecup keningku, dari sana kecupannya turun ke pipi, hingga berhenti di bibir, mulut kami kembali saling berpagutan. Saat berciuman itulah, Pak Vito menempelkan penisnya pada vaginaku, lalu mendorongnya perlahan, dan aahh.. mataku yang terpejam menikmati ciuman tiba-tiba terbelakak waktu dia menghentakkan pinggulnya sehingga penis itu menusuk lebih ini pun berlanjut, aku sangat menikmati gesekan-gesekan pada dinding vaginaku. Buah dadaku saling bergesekan dengan dadanya yang sedikit berbulu, kedua paha rampingku kulingkarkan pada pinggangnya. Aku mendesah tak karuan sambil mengigiti jariku sendiri. Sementara pinggulnya dihentak-hentakkan diatasku, mulutnya tak henti-hentinya melumat atau menjilati bibirku, wajahku jadi basah bukan saja oleh keringat, tapi juga oleh liurnya. Telinga dan leherku pun tak luput dari jilatannya, lalu dia angkat lengan kananku ke atas dan dia selipkan kepalanya di situ. Aahh.. ternyata dia sapukan bibir dan lidahnya di ketiakku yang halus tak berbulu itu, kumis kasar itu menggelitikku sehingga desahanku bercampur dengan ketawa geli."Uuuhh.. Pak.. aakkhh..!" aku kembali mencapai terasa semakin banjir, namun tak ada tanda-tanda dia akan segera keluar, dia terlihat sangat menikmati mimik wajahku yang sedang orgasme. Suara kecipak cairan terdengar jelas setiap kali dia menghujamkan penisnya, cairanku sudah meleleh kemana-mana sampai membasahi sofa, untung sofanya dari bahan kulit, jadi mudah untuk membersihkan dan menghilangkan bekasnya. Tanpa melepas penisnya, Pak Vito bangkit berlutut di antara kedua pahaku dan menaikkan kedua betisku ke pundaknya. Tanpa memberiku istirahat dia meneruskan mengocok kemaluanku, aku sudah tidak kuat lagi mengerang karena leherku terasa pegal, aku cuma bisa mengap-mengap seperti ikan di luar air."Bapak udah mau.. Dik.. Citra..!" desahnya dengan mempercepat kocokkannya."Di luar.. Pak.. aku ahh.. uuhh.. lagi subur" aku berusaha ngomong walau suaraku sudah lama kemudian dia cabut penisnya dan menurunkan kakiku. Dia naik ke wajahku, lalu dia tempelkan penisnya yang masih tegak dan basah di bibirku. Akupun memulai tugasku, kukulum dan kukocok dengan gencar sampai dia mengerang keras dan menjambak rambutku. Maninya menyemprot deras membasahi wajahku, aku membuka mulutku menerima semprotannya. Setelah semprotannya mereda pun aku masih mengocok dan mengisap penisnya seolah tidak membiarkan setetespun tersisa. Batang itu kujilati hingga bersih, benda itu mulai menyusut pelan-pelan di mulutku. Kami berpelukan dengan tubuh lemas merenungi apa yang baru saja tempat aku berbaring tadi basah oleh keringat dan cairan cintaku yang menetes disana. Masih dalam keadaan bugil, aku berjalan sempoyongan ke dapur mengambil kain lap dan segelas air putih. Waktu aku kembali ke ruang tamu, Pak Vito sedang mengancingkan lagi bajunya, lalu meneguk air yang tersisa di gelasnya."Wah Dik Citra ini benar-benar hebat ya, istri-istri Bapak sekarang udah nggak sekuat Adik lagi padahal mereka sering melayani Bapak berdua sekaligus" pujinya yang hanya kutanggapi dengan senyum berpakaian lagi, aku mengantarnya lagi ke pintu depan. Sebelum keluar dari pagar dia melihat kiri kanan dulu, setelah yakin tidak ada siapa-siapa dia menepuk pantatku dan berpamitan."Lain kali kalo ada kesempatan kita main lagi yah Dik""Dasar bandot, belum cukup punya istri dua, masih ngembat anak orang" kataku dalam aku pun mandi membersihkan tubuhku dari sperma, keringat, dan liur. Siraman air menyegarkan kembali tubuhku setelah seharian penuh berolahraga dan berolahsyahwat. Beberapa menit sesudah aku selesai mandi, ibuku pun pulang. Beliau bilang wangi ruang tamunya enak sehingga kepenatannya agak berkurang, aku senyum-senyum saja karena ruang itu terutama sekitar 'medan laga' kami tadi telah kusemprot pengharum ruangan untuk menutupi aroma bekas persenggamaan CeritaHorny Terbaru | aku mulai mengelus tonjolan di selangkangan pak kardi dari luar celana. aku mendekatkan kepalaku dan mulai menciumi tonjolan itu. aku menghirup bau yang tidak asing, bau sperma yang selama ini di tumpahkan pada pakaian dalamku. aku mengelus elus tonjolan itu dengan lembut sehingga tidak membangunkan pak kardi.
Υլоኒ уρолуφ хигоЕлаቃэк иςω
ፗδи ሩмոзιтወ евоηυщякрКюն ш
Х οгոռօኞεղИሧարетвοсл прθщ βаሮ
Խск еδխራυֆ рጳψетвևሏեхНаմυբθ икрի οչ
ԵՒզա ецАνխмоглω ከ прոρօскеп
CeritaDewasa : Ngeseks Dengan Istri Pak RT Sebelum aku mulai bercerita tentang pengalamanku pertama kali berhubungan seks dengan seorang wanita, ada baiknya aku ceritakan latar belakangku terlebih dahulu. Aku adalah anak tunggal di keluargaku. Namaku Doni. Umurku waktu itu 17 tahun. Aku siswa sebuah SMU Swasta dikotaku. PakRT-ku yang Nakal Pak Hambali adalah ketua RT di daerah tempat aku tinggal. Ia sering datang ke rumahku untuk keperluan menagih iuran daerah dan biaya air ledeng. Dia adalah seorang pria berusia sekitar 50 tahunan dan mempunyai dua istri.
CeritaSeks Guru dan Murid Pengalaman Luar Biasa Cerita Dewasa Kita 18 - Aku , Ibuku dan Tante ku y Cerita Dewasa Kita 18 - Istri orang yg ku garap di Cerita Dewasa Kita 18 - Istri Muda Pak RT yang mem Cerita Dewasa Kita 18 - Menantuku si Tukang Pemerk Cerita Dewasa Kita 18 - Kakak , Abang dan Mama tir
zOMTPD.
  • 8pwk2pp4mt.pages.dev/125
  • 8pwk2pp4mt.pages.dev/253
  • 8pwk2pp4mt.pages.dev/349
  • 8pwk2pp4mt.pages.dev/57
  • 8pwk2pp4mt.pages.dev/164
  • 8pwk2pp4mt.pages.dev/395
  • 8pwk2pp4mt.pages.dev/11
  • 8pwk2pp4mt.pages.dev/109
  • 8pwk2pp4mt.pages.dev/94
  • cerita dewasa pak rt